EVERYTHING BEGINS WITH 'L' and 'S'

WELCOME TO A BLOG OF LOVING AND SHARING

Thursday, May 13, 2010

di dalam hujan

bogor selalu hujan, bahkan di musim yang tidak jelas seperti sekarang..
tempat makan dan wisata belanja di bogor selalu ramai, bahkan di tengah hujan lebat sekalipun..
macet dimana-mana.. sedikit membuat darah mendidih saat menyetir di tengah keramaian seperti itu, hujan lagi..

tapi sesuatu kemudian menarik perhatian saya, bukan sesuatu, tapi seseorang.. pak tua dengan topi lusuh, kemeja dan celana bahan belel berdiri di tengah jalanan dengan tangan terentang bergerak-gerak membentuk arah, mulut komat-kamit memberi arah.. ketika mobil mendekat terlihatlah keriput-keriput di wajah tuanya yang penuh tetesan air hujan.. mobil berputar, tapi saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari bapak tua yang memberi arahan pada mobil-mobil yang lewat dengan gigih, tanpa peduli hujan mengguyur tubuh ringkihnya tanpa perlindungan apapun, demi mendapatkan sekeping uang 500 rupiah dari mobil-mobil yang lewat.. hanya 500 rupiah, tapi saya tidak akan melupakan pandangan bersyukurnya dan 'alhamdulillah' yang keluar dari mulut beliau.. membuat saya meringis saat mendengarnya dan seketika berharap dapat memberikan lebih daripada 500 rupiah.. namun klakson tetangga membuat mobil saya bergegas berlalu..

seseorang lagi menarik perhatian saya saat memarkir mobil, namun tidak dapat beranjak keluar karena lupa membawa payung di mobil.. seorang anak lelaki, tidak lebih tua dari 12 tahun, menghampiri pintu mobil saya membawa payung besar warna-warni.. 'ojek payung rupanya' pikir saya.. saya keluar menyambut payung itu, memintanya memanggil seorang lagi temannya untuk keluarga saya yang lain.. ketika si bocah berlari menerobos hujan, saya tertegun melihatnya yang tertawa-tawa memanggil temannya, dengan tubuh menggigil diterpa angin dingin.. anak itu tertawa tapi rasanya salah.. bermain hujan memang asyik, tapi kalau untuk mencari upah menopang biaya hidup, berhujan-hujanan apakah baik untuk anak sekecil itu? demi 2000 rupiah..

kedua orang yang saya temui tadi membuat saya miris, mambuat saya berpikir.. tukang parkir dan ojeg payung biasa memang.. semua pekerjaan pun memang ada konsekuensinya.. kehujanan saat menjadi tukang parkir atau sebagai ojeg payung yang memang berteman dengan hujan.. tapi melihat kedua orang itu membuat saya tertegun, bahkan di masa renta dan masa kecil dua orang berbeda generasi ini, mereka harus berjuang demi menghasilkan sedikit rupiah.. bukankah seorang kakek-kakek harusnya berada di beranda rumah, duduk di kursi goyangnya sambil menikmati kopi tubruk, ataukah harusnya seorang bocah kecil bermain gundu dengan anak tetangga? betapa sempit dunia pikiran saya, betapa terhimpitnya pengalaman hidup saya.. dan melihat orang-orang yang tidak bernasib seberuntung saya ini membuat saya mensyukuri bahkan kekurangan saya pun..

terima kasih untuk sore berhujan di bogor dan sosok-sosok di dalamnya yang terus berjuang dalam hidupnya.. di dalam hujan, saya mensyukuri berkat-Nya dan membisikkan doa untuk mereka...

jakarta, 13 Mei 2010


No comments:

Post a Comment